Waktu terus berlalu. Dinda pun massih menikmati masa masanya
menjadi jomblo. Suatu hari Dinda
menghadiri acara buka bersama dengan anak anak salah satu ekstakulikuler yang
dinda ikuti di sekolahnya. Saat itu Dinda bertemu dengan kaka kelasnya dulu
yang kini sudah lulus dia bernama rizal, dinda sempat ngobrol berdua dengan
rizal, entah kenapa dinda merasakan kenyamanan saat iya sedang ngobrol berdua
namun dinda mengabaikan perasaannya itu, dinda pun tidak berfikir jauh karna ia
tau bahwa sahabatnya menyukai rizal sejak lama.
Beberapa
hari sejak hari itu, dinda menghubungi rizal dan niatnya dinda hanyalah untuk
meminta foto foto saat acara tersebut, namun setelah itu percakapan mereka pun
terus berlanjut tanpa dinda sadari, awalnya dinda berkomunikasi dengan biasa saja selayaknya
berkomunikasi dengan teman biasa, namun seiring berjalannya waktu komunikasi
mereka semakin baik, rizal pun sudah mulai menberikan sinyal sinya bahwa iya
menyukai dinda.
Dinda pun
mulai merasakan perasaan lain dengan rizal, tapi dinda berusaha untuk
mengabaikannya karna dinda inget sahabatnya itu. Namun semakin lama rizal
semakin menunjukan perasaannya kepada dinda dan perasaan dinda terhadap rizal
pun semakin dalam saja, dinda kemabali merasakan apa yang dulu ia rasakan
terhadap dika dulu. Dinda pun merasa bingung, apa yang harus dia katakan kepada
sahabatnya itu tentang hubungannya dengan rizal, sampai akhirnya rizal pun menyatakan
cintanya kepada dinda. Jujur saja, dinda sangat ingin menerima rizal, namun iya
masih menghargai perasaan sahabatnya itu.
Semakin hari
perasaan dinda semakin tidak tenang, dinda sangat ingin mengatakan yang
sejujurnya denga sahabatnya itu, namun dinda takut sahabatnya itu jadi marah
dan merusak persahabatannya itu, ya tentu saja pasti ia akan marah. Rizal yang
tidak menyerah untuk mendapatkan dinda pun semakin membuat perasaan dinda
semakin dalam kepadanya, dan semakin ingin untuk menerima rizal untuk manjadi
pacarya. Dan akhirnya dinda pun memberanikan diri untuk mengatakan semuanya
kepada sahabatnya itu, dinda juga jujur atas perasaannya itu terhadap rizal,
karna dia sadar cepat atau lambat sahabatnya itu pasti akan tau yang
sebenarnya.
Dan benar
saja apa yang di takuti oleh dinda, sahabatnya itu sangat marah sama dinda,
dinda pun sangat merasa bersalah karna melihat sahabatnya itu menangis dan
sangat marah kepadanya, namun dinda apa daya, dinda memang salah tapi disisi
lain dinda memang tidak bisa menahan perasaannya terhadap rizal.
Bersambung !!
Bersambung !!
Komentar
Posting Komentar